Smartphone Picu Krisis Bandwith

Pesatnya populasi pengguna smartphone di seluruh dunia akhir-akhir ini membuat penetrasi pengguna internet turut melonjak drastis. Hal ini mendorong lalu lintas data yang juga ikut meningkat tajam dan mengancam kejenuhan kapasitas jaringan dan nantinya berakibat pada krisis bandwith di seluruh dunia.

Krisis bandwith sebenarnya sudah mulai dirasakan di hampir seluruh kota besar di Amerika Serikat, hal ini bisa dilihat dari menurunnya kecepatan transfer data yang dari hari ke hari semakin dirasakan lamban. Terlebih di jam-jam sibuk, di mana pada beberapa kasus, banyak terdapat ketersendatan dalam melakukan proses transfer data, bahkan sampai yang lebih parah yakni kegagalan koneksi.

Seperti diketahui, setiap ponsel sangat mengandalkan jalur broadband untuk mendukung kemampuannya melakukan transfer data di internet. Namun ruang internet broadband tadi sangatlah terbatas pada gelombang radio atau spektrum yang ada di angkasa. Tidak seperti kabel serat optik yang dapat membawa kapasitas data besar tergantung kabel yang dipasangnya. Keterbatasan ini berbanding terbalik dengan lonjakan jumlah ponsel pintar yang dibekali kemampuan mengakses jaringan internet mobile. Memang, beberapa orang cenderung tidak terlalu intens menggunakan fasilitas internetnya di dalam ponsel. Namun pada sejumlah ponsel tertentu semisal Blackberry, beberapa fitur di dalamnya mengharuskan ponsel untuk terkoneksi ke dalam jaringan internet terus menerus, selama ponsel itu berada dalam keadaan siaga. Hal ini tentu akan sangat membebani jaringan yang pada saat yang sama akan mengganggu keseluruhan pengguna ponsel lainnya.

Keadaan seperti ini tentulah harus segera dicarikan solusi secepatnya sebab bukan tidak mungkin keadaan akan bertambah lebih buruk jika tidak segera ditanggulangi. Baik vendor maupun pihak Operator, sudah semestinya untuk mulai membangun aplikasi dan layanan data yang lebih ramah terhadap jaringan dan efisien, sehingga diharapkan nantinya krisis semacam ini tidak akan pernah terjadi.